meta content='dr. nadirah.SpA dan venice irianto.ssi.apt' name='author'/>

Wednesday, July 14, 2010

epidemiologi tifoid

Epidemiologi tifoid terutama dijumpai di negara sedang berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi, serta kesehatan lingkungan tidak memenuhi syarat. diperkirakan insiden tifoid pada tahun 1985 di indonesia sebagai berikut ;

- umur 0-4 tahun : 25,32%
- umur 5-9 tahun : 35,59%
- umur 10-14 tahun : 39,09%

PATOGENESIS DAN PATOLOGI
kuma salmonella masuk bersama makanan dan minuman setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi kejaringan limfoid usus halus dan jaringan limfoid mesenterika. setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikulo endotelial sistem terutama hati dan limpa. ditempat tersebut kuman difagosit oleh sel fagosit retikulo endotelial sistem dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak. pada akhir inkubasi 5-9 hari kuman kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder) dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu dan selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi di usus. dalam masa bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula diduga bertanggung jawab terhadap gejala tifoid.

tifoid disebabkan oleh kuman salmonella typosa dan endotoksin yang merangsang sintesa dan pelepasan sat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang meradang. selanjutnya sat pirogen yang beredar dalam darah mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang menyebabkan timbulnya gejala demam.

No comments:

Post a Comment